Jumat, 04 Juli 2008

TV Minim Edukasi Banyak Lawakan Melecehkan

27 Sep 2007

Selama paruh pertama bulan Ramadhan 1428 H, Majelis Ulama Indonesia menilai masih banyak program siaran televisi nasional yang kurang pas bagi umat Islam. Selain sangat sedikit unsur edukatif, tayangan-tayangan yang ada masih memperlihatkan aksi kekerasan dan lelucon yang melecehkan.

"Yang menjadi kegelisahan umat Islam ada tiga dimensi, yaitu pornografi, kekerasan, dan mistik," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Amidan di Jakarta, Rabu (26/9).

Pornografi, menurut Amidan, menyangkut busana dan gerak artis. Adapun kekerasan yang ditampilkan di televisi sama sekali tidak mendidik, dan tayangan mistik justru bertentangan dengan agama.

Ketua Komisi Informasi dan Komunikasi MUI Said Budairy mengungkapkan, dari hasil pemantauan MUI terlihat banyak tayangan yang unsur edukatifnya hanya di bagian akhir, pada endingnya yang hanya selintas. Dan selebihnya, 90 persen tayangan berupa adegan-adegan yang dapat meningkatkan dan mendorong berkembangnya budaya pacaran pada anak-anak sekolah dan remaja.

Di antara hasil pemantauan program siaran di semua stasiun televisi swasta selama paruh pertama bulan Ramadhan ini, tim pemantau MUI juga banyak mendapati siaran lainnya yang tidak pantas ditonton atau tak mendukung suasana Ramadhan. Termasuk acara Empat Mata asuhan Tukul Arwana di Tran7 yang makin kebablasan ke dalam nuansa mesum, ujar Said Budairy.

"Kami imbau pada orang tua dan pendidik supaya kalau ada anak-anak memutar saluran yang kita kritik, minta segera TV-nya dimatikan. Biasanya remaja suka acara lawakan, tapi banyak yang keterlaluan dan tak senonoh," kata Amidhan, Rabu (26/9).

Hasil temuan MUI lain, misalnya, sinetron "Cowok Ideal" di SCTV yang isi ceritanya berebut pacar yang berujung dengan kekerasan, perkelaian; menonjolkan kekayaan orang tua untuk menjadi jagoan di sekolah. Sinetron ini mengajarkan hidup semau-maunya, endingnya hanya selintas saja seperti yang sudah bisa ditebak anak baik dapat ganjaran pacar idamannya walau si pacar sudah sempat berselingkuh, si jahat ditangkap polisi.

Kemudian ada pula tayangan menyajikan kekerasan dan hinaan yang merendahkan martabat pembantu rumah tangga (PRT). "Sinema Asyik" TPI dengan judul Legenda Buta Kala menampilkan adegan menampar dan menghina PRT dan memperkokoh stereotip negatif terhadap PRT. Ditemukan pula degan ciuman dan mengesankan hubungan seksual bahkan perkosaan.

Tim pemantau MUI menemukan banyak acara lawak menggunakan kata-kata yang melecehkan orang lain dengan kualitas lelucon yang rendah dan tak mendidik. Seperti program 'Stasiun Ramadhan' di RCTI yang dinilai Amidhan sudah kelewatan.

Sementara adegan remaja yang membentak sambil menunjuk wajah orang tuanya dalam sinetron akan membangun persepsi bahwa hal demikian lumrah. Ini ditemui dalam sinetron Keluargaku Harapanku di Indosiar. Pantauan terhadap tayangan hiburan dan infotainment juga menunjukkan masih adanya artis memakai baju ketat, mini, dan adegan erotis. Antara lain Star Dut di Indosiar, Lativi lewat 'Sinema Pagi' berjudul Lost in Singapore dan Warkop DKI; acara Empat Mata Tukul Arwana, Gosip Pagi, Rumpi di Trans 7; serta Seleb Dance dan film India di Antv.

Adegan canda juga menggunakan kata-kata yang tidak pantas karena melecehkan orang lain

Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Fetty Fajriati berterima kasih atas masukan MUI dan akan menindaklanjutinya. Jika terbukti ada pelanggaran, ada ancaman pidananya.

"Jika memang benar suatu tayangan sinetron justru melecehkan agama Islam, KPI akan membuat surat teguran kepada lembaga penyiaran yang bersangkutan," kata Fetty Fajriati.

penulis : (lok) - sb
referensi : Kompas/Republika/Infokom

Tidak ada komentar: